MUSEUM OF FAILURE
Seorang ahli
psikologi mendirikan sebuah museum yang tidak biasa di Swedia. Karena
keunikannya tersebut, ia kemudian membuka kembali museum yang sama di Los
Angeles, Amerika. Itulah dia Museum of Failure.
Apa yang
dipamerkan pada museum tersebut? Seperti namanya, yaitu produk-produk gagal
yang pernah diproduksi perusahaan besar. Kita bisa melihat sendiri bukti bahwa
perusahaan internasional pun pernah gagal, seperti Apple, Google, Coca Cola,
Harley Davidson, dan sebagainya.
Apple pernah
memproduksi gadget bernama Newton yang tidak nyaman untuk dioperasikan. Coca
Cola pernah membuat minuman soda rasa kopi berjudul Blak yang rasanya tidak
enak.
Harley
Davidson mengeluarkan produk pewangi badan yang diberi nama Legendary, dengan
aroma aspal dan knalpot jalanan. Tentu saja produk ini gagal di pasaran.
Seperti
diungkapkan oleh sang pendiri, museum ini bertujuan untuk membicarakan
kegagalan. Sesungguhnya kisah-kisah sukses ada di mana-mana, tetapi kisah gagal
justru jarang diceritakan.
Padahal,
kegagalan itu bagian penting bagi kesuksesan perusahaan-perusahaan besar
tersebut. Dari museum ini kita belajar, bahwa gagal itu perlu. Gagal itu baik.
Gagal itu keren.
Dahulu ada
seorang murid yang gagal mempelajari ilmu bahasa Arab meski sudah berkali-kali
berusaha. Bahkan beliau pernah mengenang masa-masa tersebut, dengan ungkapan
bahwa buku miliknya "basah dengan air mata."
Hal ini
terjadi karena beliau kerap menangis saat membaca buku pelajaran, disebabkan
dirinya yang tidak juga mengerti apa yang tertulis di dalamnya. Namun kegagalan
ini justru memecut semangatnya.
Beliau terus
belajar dan berjuang, hingga akhirnya menguasai dengan sangat baik ilmu bahasa
Arab dan yang lainnya. Beliau akhirnya terkenal sebagai ulama paling
berpengaruh pada zamannya. Beliau adalah Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Umar
Asy-Syatiri.
Benarlah
kiranya orang-orang Arab memiliki peribahasa,
الفَشَلُ
طَرِيقُ
النَّجَاح
“Ada sebuah
jalan menuju keberhasilan, jalan itu bernama: kegagalan."
Jadi tidak
tepat rasanya jika kita merasa putus asa ketika mengalami kegagalan. Karena
banyaknya gagal yang kita terima justru menjadi bukti yang kuat bahwa kita
sudah berada di jalan kesuksesan. Terus saja melangkah, nanti juga sampai!
Salam Hijrah.
Baca Juga Artikel :
No comments:
Post a Comment