Tampaknya
cita-cita sang pendiri museum tercapai. Karena banyak orang setelah mengunjungi
Museum of Failure tersadarkan bahwa gagal itu memang keren.
Aneka produk
gagal yang dipamerkan di sana menjadi saksi bahwa ternyata kegagalan di masa
lalu itulah yang mengantarkan perusahaan meraih kesuksesan di masa sekarang.
Apple tidak
pernah malu mengakui bahwa mereka pernah membuat produk gagal berjudul Newton.
Karena sejak kegagalan tersebut, mereka terus mencoba, memperbaiki, mencoba
lagi, memperbaiki lagi, hingga lahirlah iPhone yang sukses luar biasa.
Adanya Newton,
menunjukkan bahwa mereka sedang berproses. Jika Apple tidak pernah membuat
produk gagal tersebut, dapatlah dipastikan mereka sedang tidak berproses. Jadi,
kenapa harus malu bila kita gagal?
Islam sendiri
menghargai kegagalan. Contohnya, orang yang gagal membaca Al-Quran dengan
lancar, mereka tetap diberikan pahala yang besar. Karena usaha itu membuktikan
bahwa mereka sedang berproses.
الْمَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ
مَعَ
السَّفَرَةِ
الْكِرَامِ
الْبَرَرَةِ
وَالَّذِى
يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ
وَيَتَتَعْتَعُ
فِيهِ
وَهُوَ
عَلَيْهِ
شَاقٌّ
لَهُ
أَجْرَانِ
“Seorang yang
lancar membaca Al-Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan taat, adapun
yang terbata-bata dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua
pahala."
(Hadist
Riwayat Muslim)
Jika seorang
muslim tidak pernah gagal dalam melancarkan bacaan Al-Quran, dapatlah
dipastikan mereka sedang tidak berproses.
Jadi, kenapa harus malu bila kita gagal?
Di dunia
kepenulisan, ada sebuah nasihat dari sastrawan senior di Amerika, Ray
Bradburry, bagi siapa saja yang ingin menjadi penulis yang sukses,
"Write a
short story every week. It's not possible to write 52 bad short stories in a
row."
(Tulislah saja
sebuah cerpen setiap pekan selama satu tahun. Karena tidak mungkin
cerpen-cerpen yang ditulis itu gagal semua berturut-turut selama 52 pekan)
Apa arti dari
nasihat tersebut? Ternyata untuk menjadi penulis fiksi yang sukses, kita cukup
menulis cerpen yang gagal. Asalkan kegagalan itu kita coba lagi, perbaiki lagi,
maka suatu saat pasti akan ada cerpen yang berhasil.
Sebaliknya
calon penulis yang tidak pernah menghasilkan karya cerpen yang gagal, menunjukkan
bahwa mereka belum berproses. Jadi, kenapa harus malu bila kita gagal?
Salam Hijrah.
Baca Juga Artikel :
No comments:
Post a Comment