Monday, August 7, 2023

MEREKA MEMANG ADA

 


Jika kita tidak pernah mendengar sebuah nama, tak juga pernah melihatnya, maka tentu saja kita tak tahu bahwa nama itu ada. Contohnya tentang sebuah negeri yang disebut Tanah Hijau.

 

Awalnya tidak ada informasi apa-apa tentang negeri itu. Maka membayangkan saja tidak pernah. Lalu suatu hari kita mendengar bahwa negeri bernama Tanah Hijau itu ada.


 

Proses pengenalan di alam pikiran mulai bekerja sejak saat itu. Bayangkan suatu hari ada seorang tetangga yang bercerita bahwa mereka sekeluarga baru saja berwisata ke negeri Tanah Hijau.

 

Sebuah tempat yang sangat indah, dengan bentangan dataran rumput luas sejauh mata memandang. Rumah-rumah aneka warna berlatar perbukitan tampak seolah-olah negeri ini bagai lukisan. Perlahan kita mulai mengerti bagaimana wujudnya negeri tersebut.

 

Pada waktu yang lain, kita berkesempatan melihat foto atau video dari negeri tersebut. Maka berlanjutlah proses pengenalan menjadi yakin, bahkan ada keinginan untuk menyaksikan langsung kecantikan negeri Tanah Hijau, atau yang disebut orang barat sebagai Greenland di bawah wilayah Kerajaan Denmark.

 

Demikianlah betapa panjang proses dari sesuatu yang tidak kita tahu keberadaannya, hingga kita yakin dan ingin membuktikan sendiri. Semua berjalan setahap demi setahap, dalam waktu yang terus-menerus.

 

Ini salah satu alasan mengapa kita membutuhkan inspirasi yang rutin. Bisa saja kita tidak pernah mendengar ada orang yang gagal namun segera bangkit kembali, tak juga pernah melihatnya.

 

Lalu suatu hari kita mendengar bahwa orang-orang bermental tangguh itu ada. Proses pengenalan di alam pikiran mulai bekerja sejak saat itu. Bayangkan suatu hari kita membaca cerita tentang seseorang yang terjatuh sejak awal perjuangan, namun ia tak menyerah begitu saja.

 

Perlahan kita mulai mengerti bagaimana yang dimaksud sikap optimis tersebut. Pada waktu yang lain, kita berkesempatan melihat foto atau video dari orang-orang luar biasa ini. Maka berlanjutlah proses pengenalan menjadi yakin, bahkan ada keinginan untuk mengikuti mereka.

 

Jadi memang betul kita membutuhkan inspirasi yang rutin dan berjalan setahap demi setahap, dalam waktu yang terus-menerus. Sehingga saat jatuh, kita tahu apa yang harus dilakukan. Ketika gagal, kita punya keberanian untuk bangkit kembali.

 

Seperti video inspirasi di bawah ini yang membuktikan manusia tangguh itu memang ada. Maka tak mustahil kita juga bisa bersikap tangguh. Karena kita juga manusia.

Wednesday, August 2, 2023

ORANG BEBAS MENILAI KITA DAN KITA PUN BEBAS MAU DENGARKAN PENILAIAN TERSEBUT ATAU TIDAK

 


Guru saya, As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Hamid, menjelaskan bahwa kalau kita di tengah-tengah shalat mendadak lupa sudah berapa rakaat, maka hendaknya mengingat-ingat sendiri yang paling kita yakini.

 

Kalau kita yakin baru tiga rakaat, maka jumlah tersebut yang diambil. Begitupun jika yang kita yakin empat rakaat, maka itulah yang menjadi patokan kita.


 

Seandainya ada orang lain duduk di sebelah kita, dia sedang tidak shalat, lalu memberi tahu bahwa shalat kita sudah sekian rakaat! Tetap saja dilarang kita mendengarkan informasi dari orang ini. Kita tetap harus berpegang teguh pada ingatan sendiri.

 

Demikianlah karena dalam ilmu Fiqih, orang yang sedang shalat tidak dibenarkan mendengar perkataan orang yang tidak shalat.

 

Sebenarnya saya hanya ingin mengatakan, bahwa dalam agama juga diatur beberapa keadaan khusus ketika kita tidak perlu mendengarkan orang lain.

 

Jika seperti ini, maka tidaklah berlebihan kalau dalam kehidupan sehari-hari kita juga tidak diharuskan mendengarkan semua penilaian orang. Terutama saat orang lain menilai kita dengan kacamata mereka sendiri.

 

Jika seseorang mengatakan bahwa saya tidak berbakat menjadi penulis dan menyarankan lebih baik mencari bidang lain saja, tentu omongan ini lebih baik diabaikan. Saya akan tetap menulis buku karena memang saya bahagia melakukannya.

 

Atau ketika seseorang mengatakan selera berpakaian saya murahan dan menyarankan agar saya membeli merk-merk terkenal di dunia fashion, inipun termasuk pendapat yang tak wajib saya ikuti.

 

Karena saya merasa percaya diri dengan apa yang saya kenakan, dan saya tak akan membiarkan  orang lain mengatur isi lemari baju saya seperti yang mereka mau.

 

Sejak kita mulai mengikuti penilaian orang lain, sejak itu pulalah kita telah menggantungkan kebahagiaan pribadi kita kepada orang lain. Oleh karena itu, percaya saja pada diri sendiri.

 

Seperti halnya orang yang sedang shalat, tidak semua perkataan orang lain boleh ia dengarkan.

 

Salam Bertumbuh.