LEGENDA TIMUN MAS
Jawa
Tengah memiliki banyak tempat wisata yang menarik, mulai dari wisata alam
seperti dataran tinggi Dieng hingga wisata sejarah semisal Keraton Solo.
Propinsi ini juga menyimpan dongeng yang sarat dengan nilai moral, salah
satunya berjudul Timun Mas.
Alkisah tersebutlah seorang nenek yang sederhana. Impiannya adalah memiliki
anak sebagai buah hatinya. Suatu hari datanglah seorang raksasa memberi biji
timun pada sang nenek.
Raksasa tersebut mengatakan bahwa dari biji timun itu akan muncul seorang anak,
asalkan nenek berjanji bahwa anak itu akan diserahkan kembali padanya setelah
lima tahun.

Karena ambisinya tinggi, nenek itu menyetujui perjanjian tersebut meski ia tahu
tidak masuk akal. Mulailah biji itu ditanam, hingga tumbuh sebutir timun yang
besar dan setelah dibuka ternyata terdapat seorang bayi cantik, yang kelak
diberi nama Timun Mas.
Lima tahun berlalu, nenek itu harus mempertanggung jawabkan janjinya. Ia
berusaha mengelak dan membantah. Lalu meminta pertolongan seorang pertapa di
kaki bukit.
Singkat cerita, pertapa itu memberikan biji timun, jarum, garam, dan terasi.
Keempat benda inilah yang akhirnya menyelamatkan Timun Mas dari kejaran
raksasa.
Pesan dari dongeng rakyat di atas adalah jangan menjadi orang yang mudah obral
janji. Jangan pula menjanjikan sesuatu yang kita sendiri tidak mampu
menunaikan, hanya karena sebuah ambisi. Karena setiap janji akan dipertanyakan
oleh manusia, maupun oleh Allah di pengadilan akhirat nanti.
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
"Dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya."
(Surat
Al-Isra ayat 34)
Dalam
suatu hadist riwayat Ahmad, dikisahkan Rasulullah pernah memperhatikan seorang
ayah yang mudah mengucapkan janji-janji kepada anaknya hendak memberikan ini
dan itu.
Maka
bertanyalah Rasulullah, "Apakah engkau memang berniat memberinya?"
"Sebenarnya
aku tidak sungguh-sungguh."
"Engkau
harus memberinya atau berkatalah kepada anakmu yang sebenarnya. Sesungguhnya
Allah melarang berbuat dusta."
Demikianlah, bahkan terhadap anak kecil pun kita harus tunaikan janji yang
terlanjur terucap, meski awalnya hanya berniat untuk mengalihkan perhatian si
anak saja.
Semoga kita semua diberi kekuatan Allah untuk menjaga lisan ini dari sifat
pandai berjanji namun tidak pandai menepati.
Salam Hijrah.
No comments:
Post a Comment