Wednesday, June 26, 2019

LEGENDA TIMUN MAS

 

 

Jawa Tengah memiliki banyak tempat wisata yang menarik, mulai dari wisata alam seperti dataran tinggi Dieng hingga wisata sejarah semisal Keraton Solo. Propinsi ini juga menyimpan dongeng yang sarat dengan nilai moral, salah satunya berjudul Timun Mas.


Alkisah tersebutlah seorang nenek yang sederhana. Impiannya adalah memiliki anak sebagai buah hatinya. Suatu hari datanglah seorang raksasa memberi biji timun pada sang nenek.


Raksasa tersebut mengatakan bahwa dari biji timun itu akan muncul seorang anak, asalkan nenek berjanji bahwa anak itu akan diserahkan kembali padanya setelah lima tahun.


Karena ambisinya tinggi, nenek itu menyetujui perjanjian tersebut meski ia tahu tidak masuk akal. Mulailah biji itu ditanam, hingga tumbuh sebutir timun yang besar dan setelah dibuka ternyata terdapat seorang bayi cantik, yang kelak diberi nama Timun Mas.


Lima tahun berlalu, nenek itu harus mempertanggung jawabkan janjinya. Ia berusaha mengelak dan membantah. Lalu meminta pertolongan seorang pertapa di kaki bukit.


Singkat cerita, pertapa itu memberikan biji timun, jarum, garam, dan terasi. Keempat benda inilah yang akhirnya menyelamatkan Timun Mas dari kejaran raksasa.


Pesan dari dongeng rakyat di atas adalah jangan menjadi orang yang mudah obral janji. Jangan pula menjanjikan sesuatu yang kita sendiri tidak mampu menunaikan, hanya karena sebuah ambisi. Karena setiap janji akan dipertanyakan oleh manusia, maupun oleh Allah di pengadilan akhirat nanti.



وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا



"Dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya."

(Surat Al-Isra ayat 34)

 

Dalam suatu hadist riwayat Ahmad, dikisahkan Rasulullah pernah memperhatikan seorang ayah yang mudah mengucapkan janji-janji kepada anaknya hendak memberikan ini dan itu.

 

Maka bertanyalah Rasulullah, "Apakah engkau memang berniat memberinya?"

 

"Sebenarnya aku tidak sungguh-sungguh."

"Engkau harus memberinya atau berkatalah kepada anakmu yang sebenarnya. Sesungguhnya Allah melarang berbuat dusta."


Demikianlah, bahkan terhadap anak kecil pun kita harus tunaikan janji yang terlanjur terucap, meski awalnya hanya berniat untuk mengalihkan perhatian si anak saja.


Semoga kita semua diberi kekuatan Allah untuk menjaga lisan ini dari sifat pandai berjanji namun tidak pandai menepati.

 

Salam Hijrah.

 

No comments:

Post a Comment