Wednesday, July 31, 2019

KARAKTER ILMU



Pernah tukar duit kan? Misalnya kita punya selembar uang seratus ribuan, sedangkan teman kita ada lima lembar uang dua puluh ribuan. Kebetulan kita sedang butuh pecahan kecil, maka duit itu saling kita tukar dengan sang teman.

 

Apa yang terjadi? Jumlahnya sama-sama gak berubah. Duit masing-masing tetap saja seratus ribu. Iya dong.

 

Bagaimana kalau tukar ilmu? Misalnya kita punya satu gagasan, sedangkan teman kita punya satu gagasan pula yang berbeda. Lalu kita saling tukar gagasan dengan sang teman. Kita sampaikan apa yang kita tahu kepadanya, sebaliknya ia juga menceritakan apa yang ia tahu pada kita.

 

Apa yang terjadi? Jumlahnya jadi bertambah. Kini kita berdua masing-masing memiliki dua gagasan! Ajaib kan!

 

Demikianlah keistimewaan ilmu, ia tak akan berkurang ketika kita share kepada orang lain. Ia tidak sama dengan harta, yang akan habis apabila dibagikan. Demikianlah nasihat Sahabat Ali bin Abi Thalib.

 

Ketika saya belajar di Yaman, seorang ulama dari Mauritania bermukim di sana. Beliau adalah Syeikh Amin Asy-Syinqiti. Ahli dalam mazhab Maliki dan mengajar fiqih Maliki di sana. Di samping itu, beliau sekaligus belajar mazhab Syafi'i dari para guru di Yaman.

 

Bagaimana hasilnya? Tentu saja mereka semua kini alim dalam kedua mazhab, baik Maliki maupun Syafi'i. Adakah yang dirugikan karena membagi ilmunya? Tidak akan ada.

 

Justru merugilah orang yang menyembunyikan ilmu yang baik. Karena ia sudah mendapat kesempatan untuk menyampaikan kebaikan itu pada orang lain tetapi tak melakukannya.

 

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

 

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”

(Hadist Riwayat Muslim)

 

Oleh karena itu, jauhi sekarang juga sifat ingin menguasai ilmu sendirian. Tidak ada manfaatnya. Saat kita kikir untuk berbagi ilmu pada orang lain, sebenarnya kita sedang kikir terhadap diri sendiri.

 

Bukankah di dunia ini berlaku prinsip bahwa siapa yang banyak memberi ia akan banyak menerima. Laksana para peternak sapi yang banyak memberi asupan pada ternaknya, sehingga mereka pun banyak menerima susu segar dari sapi-sapinya.

 

Siapapun yang ingin menerima banyak ilmu, maka langkah pertamanya adalah dengan banyak memberikan dulu ilmunya kepada orang lain.

 

Salam Hijrah.

 

Baca Juga :

Teruslah Membatik Wahai Saudarakau 

Kecerdasan Komunikasi 

Para Pencari Keajaiban 

No comments:

Post a Comment