KARAKTER ILMU
Pernah tukar
duit kan? Misalnya kita punya selembar uang seratus ribuan, sedangkan teman
kita ada lima lembar uang dua puluh ribuan. Kebetulan kita sedang butuh pecahan
kecil, maka duit itu saling kita tukar dengan sang teman.
Apa yang
terjadi? Jumlahnya sama-sama gak berubah. Duit masing-masing tetap saja seratus
ribu. Iya dong.
Bagaimana
kalau tukar ilmu? Misalnya kita punya satu gagasan, sedangkan teman kita punya
satu gagasan pula yang berbeda. Lalu kita saling tukar gagasan dengan sang
teman. Kita sampaikan apa yang kita tahu kepadanya, sebaliknya ia juga
menceritakan apa yang ia tahu pada kita.
Apa yang
terjadi? Jumlahnya jadi bertambah. Kini kita berdua masing-masing memiliki dua
gagasan! Ajaib kan!
Demikianlah
keistimewaan ilmu, ia tak akan berkurang ketika kita share kepada orang lain.
Ia tidak sama dengan harta, yang akan habis apabila dibagikan. Demikianlah
nasihat Sahabat Ali bin Abi Thalib.
Ketika saya
belajar di Yaman, seorang ulama dari Mauritania bermukim di sana. Beliau adalah
Syeikh Amin Asy-Syinqiti. Ahli dalam mazhab Maliki dan mengajar fiqih Maliki di
sana. Di samping itu, beliau sekaligus belajar mazhab Syafi'i dari para guru di
Yaman.
Bagaimana
hasilnya? Tentu saja mereka semua kini alim dalam kedua mazhab, baik Maliki
maupun Syafi'i. Adakah yang dirugikan karena membagi ilmunya? Tidak akan ada.
Justru
merugilah orang yang menyembunyikan ilmu yang baik. Karena ia sudah mendapat
kesempatan untuk menyampaikan kebaikan itu pada orang lain tetapi tak melakukannya.
مَنْ
دَلَّ
عَلَى
خَيْرٍ
فَلَهُ
مِثْلُ
أَجْرِ
فَاعِلِهِ
“Barangsiapa
yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang mengerjakannya.”
(Hadist
Riwayat Muslim)
Oleh karena
itu, jauhi sekarang juga sifat ingin menguasai ilmu sendirian. Tidak ada
manfaatnya. Saat kita kikir untuk berbagi ilmu pada orang lain, sebenarnya kita
sedang kikir terhadap diri sendiri.
Bukankah di
dunia ini berlaku prinsip bahwa siapa yang banyak memberi ia akan banyak menerima.
Laksana para peternak sapi yang banyak memberi asupan pada ternaknya, sehingga
mereka pun banyak menerima susu segar dari sapi-sapinya.
Siapapun yang
ingin menerima banyak ilmu, maka langkah pertamanya adalah dengan banyak
memberikan dulu ilmunya kepada orang lain.
Salam Hijrah.
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment