Wednesday, July 31, 2019
KARAKTER ILMU
Tuesday, July 30, 2019
TETAPLAH BERADA DI DALAM KAPAL
Badai tak
henti-hentinya berteriak penuh amarah. Melengkapi ombak di tengah laut yang
siap menelan setiap kapal yang sedang berlayar. Suasana ketika itu benar-benar
genting.
Sebuah kapal penuh penumpang tak luput terombang-ambing menantang maut. Orang-orang di dalamnya hanya bisa pasrah, berpegangan dengan kuat, dan berdoa tiada henti.
Terkecuali seorang lelaki yang tampak sangat ketakutan. Ia meraung-raung menyesali nasibnya mengapa harus berada di atas kapal saat itu. Kalau saja ia tahu badai akan datang, tentu lelaki itu bisa menunda perjalanannya.
Sang kapten kapal sudah berpengalaman menangani penumpang seperti ini. Ia segera memakaikan rompi pelampung pada tubuh si lelaki. Sejurus kemudian sang kapten perintahkan agar si lelaki melompat ke laut lepas.
Tentu saja lelaki itu tak berdaya ditelan gulungan ombak yang berada pada puncak ketegangannya. Tubuhnya timbul dan tenggelam di tengah laut. Ia sungguh berada antara hidup dan mati. Kritis. Menakutkan.
Beruntung rompi yang ia kenakan terikat pada sebuah tali yang terhubung di kapal. Dengan sigap sang kapten menarik tali itu dan menyelamatkan si lelaki kembali ke dalam kapal.
"Bagaimana menurutmu suasana di luar sana?"
"Jauh lebih menyeramkan daripada di dalam kapal!"
"Jadi kau bisa tenang sekarang kan? Ketahuilah meski kondisi kita terlihat berbahaya di dalam kapal ini, tetapi jika kau berada di luar sana justru jauh lebih berbahaya lagi!"
Demikianlah akhirnya lelaki itu dapat menenangkan dirinya. Sementara sang kapten dapat mengendalikan kapal lagi melawan arus ombak yang sudah menjadi pekerjaannya sehari-hari. Kapal itupun kemudian selamat.
Kapal adalah iman seorang muslim. Dalam hidup ini mungkin kita sering terombang-ambing oleh badai musibah dan ombak ujian.
Ketahuilah meski kondisi kita terlihat berbahaya, selama kita masih berada di dalam kapal keimanan kepada Allah maka kita akan baik-baik saja.
Akan jauh lebih berbahaya apabila kita sudah tidak percaya lagi dan yakin bahwa Allah Maha Penolong lagi Maha Penyayang kepada setiap hamba-Nya.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Surat At-Taghabun : 11)
Salam Hijrah.
Baca Juga :
Teruslah Membatik Wahai Saudaraku
Parenting Para Nabi
Semester Ke Dua
Kekuatan Pikiran
Monday, July 29, 2019
KEGELAPAN YANG DATANG KEPADAMU
Kitab Al-Hikam merupakan salah satu kitab tentang menata hati yang tak lekang oleh zaman. Abad demi abad berganti, kitab klasik ini masih terus dikaji dan diamalkan. Salah satu nasihat dalam kitab tersebut berbunyi,
رُبَّمَا وَرَدَتِ الظُّلَمُ عَلَيْكَ لِيُعَرِّفَكَ قَدْرَ مَا مَنَّ بِهِ عَلَيْكَ
"Adakalanya kegelapan datang kepadamu, untuk mengingatkan karunia Allah atas dirimu."
Kegelapan yang
dimaksud oleh Al-Imam Ibnu Athaillah di atas adalah dosa yang kita lakukan.
Seandainya seorang mukmin berbuat dosa, kemudian ia tergerak untuk menyesal dan
bertaubat, maka hal itu semata-mata karunia Allah.
Selain dari konteks Al-Hikam tersebut, ada pula kegelapan yang mengingatkan kita akan kebesaran Allah. Yaitu kegelapan di alam rahim, dan kegelapan di alam kubur.
Keadaan manusia yang paling lemah adalah saat ia berada dalam kandungan ibunya. Ia baru berupa janin yang tidak berdaya, terkurung dalam rahim yang gelap. Meski demikian dengan rahmat Allah ia mampu bertahan.
Seutas tali pusar yang ajaib disiapkan Allah agar sang jabang bayi beroleh nutrisi dari darah ibunya. Desain rahim pun dirancang dengan izin Allah memiliki dinding yang kaya akan sel otot, sehingga mampu kontraksi maupun relaksasi demi melindungi janin di dalamnya.
Siapapun yang teringat betapa ia tak punya kuasa apa-apa dalam kegelapan rahim, pastilah akan sangat bersyukur karena Allah berkenan menjaganya hingga ia terlahir ke dunia.
Setelah hadir di alam dunia, manusia bebas melakukan apapun. Tetapi ingat, dunia ini sedang mengantarkan dia kepada kegelapan berikutnya, yaitu alam kubur.
Sebebas apapun seseorang, ia hanya mahluk lemah yang datang dari kegelapan dan sedang dalam perjalanan menuju kegelapan. Maka sering-seringlah di dunia ini untuk menghidupkan satu kegelapan lagi.
Yaitu gelapnya pertengahan malam. Makmurkan kegelapan tersebut dengan taubat, tilawah, dan tahajud. Karena adakalanya kegelapan malam datang kepadamu, untuk mengingatkan karunia Allah atas dirimu.
Salam Hijrah.
Baca Juga :
Tangan-tangan yang ikut menanggung
Lebah Liar dan Lebah Ternak
Patience is Key
Sunday, July 28, 2019
TERUSLAH MEMBATIK WAHAI SAUDARAKU
Percayakah
saudara kalau kain batik yang begitu indah itu awalnya hanya selembar kain
putih bersih? Melalui berbagai tahapan, para perajin batik menyulap sehelai
kain polos tersebut menjadi sangat cantik.
Pertama, di atas kain putih itu digambar pola terlebih dahulu menggunakan pensil. Orang Jawa menyebutnya sebagai nyoret. Pola inilah nanti yang akan menjadi panduan saat proses membatik mulai dikerjakan.
Kedua, melekatkan lilin cair ke atas kain tersebut mengikuti pola yang ada. Prosesnya disebut nglowong, menggunakan sebilah alat khusus bernama canting.
Selanjutnya kain itu diwarnai dengan cara dicelup pewarna kain, kemudian dikelupas kembali lilin cair yang menempel tadi, lantas dijemur hingga kering. Dan seterusnya hingga kain batik itu sempurna dibuat.
Jika perjalanan kehidupan manusia seumpama proses membatik, maka kain putih itu adalah keadaan kita saat dilahirkan. Bersih dan polos.
Kemudian mulailah kita menggoreskan motif demi motif pada kain tersebut sepanjang hidup kita, hingga ajal menjemput. Mereka yang sungguh-sungguh tentu akan menghasilkan karya yang indah, dan dibalas dengan surga-Nya.
Jangan lupa, motif-motif batik yang kita lukis itu harus mengikuti pola. Harus taat dengan panduan. Tiada lain, pola yang dimaksud itu adalah Islam. Allah berfirman dalam surat Muhammad ayat 33,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.”
Banyak orang merasa keberatan mengikuti pola. Mereka menginginkan kebebasan. Tak mau terikat panduan yang mengatur-atur kehidupan mereka sendiri. Padahal, begitu tiada pola maka buyarlah motif batiknya tak tentu arah.
Seorang atheis kaya raya bernama George Walser membeli tanah yang sangat luas pada tahun 1880 dan mendirikan kota yang anti agama bernama Liberal, di negara bagian Missouri, Amerika Serikat.
Para pemuja kebebasan dipersilahkan tinggal di kota tersebut. Tetapi apa yang terjadi? Lima tahun berikutnya kota ini ditutup karena angka kriminalitas sangat tinggi, anak-anak membangkang orang tuanya, dan kasus aborsi janin tak terkendali.
Maka yakinlah bahwa pola yang Allah jadikan panduan bagi kita semata-mata untuk kebaikan kita sendiri, agar kelak kita membawa batik yang paling cantik di akhir hayat nanti.
Salam Hijrah.
Baca Juga :
Jurus Bertamu
Motor Baru
Sendal Jepit
Subscribe to:
Posts (Atom)