Monday, July 1, 2019

JURUS BERTAMU


Pukul setengah delapan pagi Mang Ratmo sudah tiba di rumah. Kedatangannya tidak lain untuk membantu saya mencari penyebab kebocoran air di atap kamar.


Begitu tiba, saya langsung persilahkan ia masuk dan menunjukkan letak kamar yang akan ia renovasi. Mang Ratmo memang salah satu tukang yang biasa kami panggil saat membutuhkan pekerjaan pertukangan.


Untuk memperbaiki kebocoran atap, ia hanya perlu waktu setengah hari saja. Setelah semua tuntas, ia akan menerima bayaran seperti biasanya.


Lain Mang Ratmo, lain pula Bang Dayat. Belum lama ia juga bertamu ke rumah saya karena ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Saya persilahkan ia duduk di ruang tamu, kemudian kami bicara panjang lebar.


Masih ada satu yang perlu saya ceritakan pula. Yaitu seorang sales produk-produk elektronik seperti televisi dan lemari es. Saya sendiri belum mengenalnya.


Lelaki itu menyapa saya di depan pagar, kemudian menawarkan produknya. Karena memang tidak membutuhkan, maka saya menolaknya dengan sopan. Akhirnya lelaki itu pamit dan melanjutkan perjalanannya sebelum sempat saya persilahkan masuk ke dalam rumah.


Nah, dari ketiga tamu saya di atas ternyata ada pelajaran tentang marketing yang bisa kita simpulkan. Semoga kesimpulan ini bisa dijadikan pelajaran bagi kita yang aktivitasnya adalah berjualan.


Pertama, agar orang lain dengan senang hati membayar produk atau jasa kita, terlebih dahulu orang itu harus mengenal siapa kita. Berikutnya, datangi mereka dengan niat memberikan bantuan.


Seperti Mang Ratmo, ia memang sengaja datang untuk meringankan pekerjaan rumah saya. Tentu saja sebelumnya saya sudah duluan mengenalnya sebagai tukang yang handal. Tak heran ia bisa masuk ke dalam rumah, dan menerima sejumlah bayaran atas jasanya.


Kedua, jika tak ada yang bisa kita bantu untuk meringankan pekerjaan mereka. Meskipun sudah saling kenal, paling-paling hanya bisa masuk hingga ruang tamu saja.


Seperti ini perumpamaan apabila produk kita bukan solusi atas masalah mereka. Meski sudah saling kenal, tak perlu terlalu berharap akan terjadi penjualan. Sudah bisa duduk di ruang tamu juga seharusnya sudah bersyukur.


Ketiga, jika kita langsung menawarkan produk begitu saja tanpa membangun hubungan dan kedekatan terlebih dahulu. Dapat ditebak hasilnya, kita hanya bicara di luar pagar. Masuk ke dalam rumah pun tak bisa.


Anehnya, hal ini justru sering kita lakukan. Tak heran hasil perniagaan kita belum bisa optimal. Oleh karena itu, gunakan jurus bertamu dalam penjualan.


Niatkan berjualan untuk membantu orang lain. Bangun terlebih dahulu hubungan yang akrab, sehingga di antara kita sudah saling suka sama-suka. Maka insya Allah justru mereka yang tidak sabar ingin berbelanja kepada kita.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu."


(Surat An-Nisa : 29)


Salam Hijrah.

No comments:

Post a Comment