CITA-CITA TAK TERBATAS
Untuk kebutuhan iklan komersial, sebuah perusahaan
makanan melakukan percobaan dengan beberapa orang. Menarik sekali untuk
mengetahui ekspresi dari orang-orang tersebut yang sebelumnya tidak tahu apa
yang sedang terjadi.

Ceritanya, sebuah toko pakaian memberi voucher dengan harga khusus pada pelanggannya.
Namun pada hari yang ditentukan dalam voucher, tiba-tiba toko pakaian itu hanya
menyediakan satu jenis pilihan saja. Hanya kaos hitam berukuran XL.
Merasa pilihannya dibatasi seperti itu, mereka kemudian kesal dan meminta
bicara dengan pimpinan toko. Ternyata pimpinan yang keluar adalah seorang anak
kecil.
Anak itu berkata, "Seperti itulah bagaimana perasaan kami ketika pilihan
kami dibatasi oleh orang tua kami."
Tayangan iklan tersebut memberi pesan secara halus agar kita para orang tua jangan
membatasi anak dan mempersempit pilihan mereka, sehingga mereka tidak tahu
betapa banyak kesempatan di luar sana yang sebenarnya bisa diraih.
Berapa banyak orang tua yang tidak pernah memperkenalkan anaknya kepada masjid,
dan mengajak mereka shalat berjamaah. Tak sedikit pula orang tua yang tidak
membuka kesempatan anaknya belajar mengaji, karena mereka terlalu sibuk
sehingga anak-anak tak pernah diantarkan kepada guru ngaji.
Akibatnya anak tidak tahu Al-Quran, tidak kenal masjid, sehingga tidak sadar
bahwa sebenarnya menjadi seorang saleh itu merupakan kesempatan yang terbuka
pula bagi mereka.
Akibatnya anak tidak tahu bahwa mereka sebenarnya bisa menjadi dokter yang
hafizh Quran, atau menjadi ustadz sekaligus pengusaha, atau menjadi arsitek yang
ahli hadist.
Seolah-olah di luar sana dokter dan arsitek adalah sebuah pilihan, sedangkan
hafizh dan ustadz adalah sebuah pilihan yang lain. Kesempatan mereka menjadi
demikian sempit, karena sejak kecil orang tuanya tanpa sadar membatasi pilihan
mereka.
كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya
yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
(Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, sudah menjadi tugas setiap orang tua untuk memperkenalkan
anak-anak kepada nilai-nilai Islam yang mulia, agar mereka tahu bahwa mereka
bisa menjadi apapun yang mereka inginkan sekaligus sebagai mukmin yang saleh.
Salam Hijrah.
No comments:
Post a Comment