Melihat
tetangga bahagia, merupakan bagian dari kebahagiaan kita juga. Setuju? Seperti
yang terjadi pada tetangga saya, ia dititipkan amanat berupa mobil kantor dari
tempat bekerjanya.
Dia tentu saja
senang karena pada hari libur, mobil tersebut boleh dimanfaatkan untuk acara
keluarga. Bahkan sewaktu-waktu, bisa dipakai mudik juga selama tidak mengganggu
hari kerja.
Perusahaannya
memang memiliki banyak unit usaha yang tersebar di seluruh Jakarta hingga ke
luar kota. Karena ia duduk pada posisi sebagai pengawas tingkat kota, maka ia
boleh bawa pulang mobil kantor.
Berbeda dengan
pengawas tingkat lokal, yang bertugas memantau di dalam Jakarta saja,
perusahaan hanya akan meminjamkan motor kantor. Adapun ia yang kadang harus
meluncur ke Tangerang, Bogor, sampai Bandung tentu sebuah motor tak memadai
lagi. Wajar saja jika mobil dipegang olehnya.
Perusahaan
juga mengerti, bahwa tanggung jawabnya lebih besar. Maka kendaraan yang
diserahkan juga harus lebih memadai. Tampaknya kebijakan seperti ini sudah umum
di berbagai kantor.
Para pengambil
kebijakan memegang prinsip bahwa dengan seorang karyawan bertambah tanggung
jawab maka berhak pula untuk bertambah fasilitas.
Bayangkan jika
manusia saja bisa sebijak ini, bagaimana dengan Allah. Sungguh Allah adalah
Tuhan Yang Maha Bijaksana.
Allah telah
mengatur dengan Kebijaksanaan-Nya bahwa dengan seorang hamba bertambah tanggung
jawab maka berhak pula untuk bertambah rezeki.
Mari kita
buktikan. Misalnya seorang lelaki yang belum menikah, tentu rezekinya berbeda
dengan yang telah menikah. Karena dengan pernikahan berarti ia punya tambahan
tanggung jawab kepada istrinya. Allah Maha Bijaksana. Karena itu rezekinya
pasti ada tambahan pula.
وَأَنْكِحُوا
الْأَيَامَىٰ
مِنْكُمْ
وَالصَّالِحِينَ
مِنْ
عِبَادِكُمْ
وَإِمَائِكُمْ
ۚ
إِنْ
يَكُونُوا
فُقَرَاءَ
يُغْنِهِمُ
اللَّهُ
مِنْ
فَضْلِهِ
ۗ
وَاللَّهُ
وَاسِعٌ
عَلِيمٌ
"Dan
kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan perempuan. Jika mereka
miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
(Surat An-Nur
: 32)
Mau bukti
lagi? Contohnya seorang ayah yang belum punya anak, tentu rezekinya berbeda
dengan yang telah memiliki anak. Karena dengan demikian berarti ia punya
tambahan tanggung jawab kepada anak-anaknya. Allah Maha Bijaksana. Karena itu
rezekinya pasti ada tambahan pula.
وَلَا
تَقْتُلُوا
أَوْلَادَكُمْ
مِنْ
إِمْلَاقٍ
نَحْنُ
نَرْزُقُكُمْ
وَإِيَّاهُمْ
“Dan janganlah
kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami-lah yang akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.”
(Surat
Al-An’am : 151)
Jadi alangkah
anehnya saat kita percaya sebuah perusahaan pasti memberi tambahan fasilitas
pada karyawan seiring meningkatnya tambahan tanggung jawabnya, tetapi kita
tidak yakin bahwa Allah akan memberi tambahan rezeki pada hamba seiring
meningkatnya tambahan tanggung jawabnya.
Salam Hijrah.
Baca Juga Artikel :
No comments:
Post a Comment