BAKTI KEPADA AYAH DAN IBU

Bahwa ibadah
itu ada dua bagian, sepertinya kita semua sudah tahu. Pertama, ibadah jasad.
Untuk mengamalkannya perlu perbuatan yang
nyata, kelihatan, melibatkan gerak
anggota tubuh kita. Semisal shalat, sedekah, haji, dan lain-lain.
Kedua, ibadah
hati. Seperti ikhlas, berbaik sangka, ridha, memaafkan, dan lain-lain. Semuanya
tidak kelihatan, karena berada di ranah hati. Jangan lupa ibadah hati ini
sama-sama diganjar pahala oleh Allah bagi kita yang melakukannya, sama seperti
ibadah jasad.
Sampai di sini
jelas bukan perbedaan antara ibadah jasad dengan ibadah hati?
Baik, kalau
begitu kita lanjutkan kepada pertanyaan berikut ini; Apakah berbakti kepada
orang tua itu termasuk dari ibadah jasad atau ibadah hati? Nah, ini harus
pelan-pelan membahasnya.
Merujuk kepada
Surat Al-Isra ayat 23, ternyata Al-Quran memberi contoh bahwa bakti kepada
orang tua termasuk ibadah jasad. Dalam ayat itu, kita dilarang berkata
"ah" dan dilarang pula menjawab dengan nada tinggi, sebaliknya
diperintahkan untuk mengucapkan perkataan mulia kepada orang tua.
Lanjut
berikutnya ke ayat 24, yaitu perintah untuk mendoakan kedua orang tua kita. Ini
juga masih berbicara tentang ibadah lisan, yang sudah tentu masuk kategori
ibadah jasad.
Jadi berbakti
kepada orang tua memang perlu perbuatan yang nyata, kelihatan, melibatkan gerak
anggota tubuh kita. Misalnya bersegera bila diperintah sesuatu, atau memberi
kebahagiaan dengan pemberian yang mereka senangi.
Tetapi begitu
kita lanjutkan ayatnya yaitu Al-Isra ayat ke-25, rupanya di sini Allah
berbicara tentang hati.
رَبُّكُمْ
أَعْلَمُ
بِمَا
فِي
نُفُوسِكُمْ
"Tuhanmu
lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu."
Ulama
menerangkan, ayat ini hendak memberi pelajaran pada kita bahwa berbakti kepada
orang tua juga melibatkan ibadah hati, tidak semata-mata hanya ibadah jasad.
Di sinilah
kuncinya. Bahwa belum sempurna bakti kita kepada orang tua, jika baru sebatas
mematuhi perintahnya saja. Karena pada tahap yang lebih halus, ternyata ada
bakti dalam ranah hati.
Berapa banyak
di antara kita yang kelihatannya taat jika orang tuanya berkata ini dan itu.
Atau senantiasa patuh dan berkata santun pada ayah dan ibunya.
Ternyata di
dalam hatinya dia menyimpan prasangka kurang baik kepada orang tuanya. Atau
mungkin menilai rendah cara pandang orang tua yang keras kepala dan kolot.
Bisa jadi pula
dalam bentuk mencintai mereka berdua tak sepenuh hati, hingga jika dibandingkan
rasa cinta kepada barang berharga yang ia miliki, rasa-rasanya cinta pada orang
tua masih lebih rendah.
Masih banyak
lagi aneka contoh yang menunjukkan betapa seorang anak ternyata hatinya belum
berbakti kepada orang tua. Ingat, hatinya. Bukan jasadnya.
Jangan-jangan
ini sebabnya mengapa hidup kita belum berkah, rezeki belum pula berlimpah.
Adakah yang menyandera doa kita selama ini sehingga tak kunjung dikabulkan?
Padahal kita merasa tak ada masalah dalam bakti kepada orang tua.
Jawabannya,
mungkin bakti kita baru sebatas jasad. Coba muhasabah diri, tidak tertutup
kemungkinan kita belum bakti menggunakan hati.
Salam Hijrah.
Baca Juga Artikel :
No comments:
Post a Comment