TUJUAN PENCIPTAAN
"Ente
jangan sembarangan ngomong Din!" Mada bersuara cukup tinggi dengan si
Didin yang baru saja menyampaikan sesuatu kepadanya.
Midun yang
kebetulan datang jadi penasaran, "Ada apaan sih?"
"Ini
barusan Didin bilang, katanya manusia itu diciptakan Allah untuk bahagia."
"Bukan
kata ane Bang, kata guru ane!" Didin menyela.
"Mau kata
siapapun juga mana ada teori kaya gitu? Ayatnya kan jelas, Allah menciptakan
jin dan manusia untuk beribadah.. Tuh! Untuk beribadah bukan untuk
bahagia."
"Udah
daripada ribut, mending kita cari jawabannye sama Engkong Haji. Biar clear nih
semua." Midun berusaha menjadi penengah.
Singkat
cerita, mereka bertiga sudah ceritakan duduk permasalahannya dengan Engkong
Haji setelah salat Zuhur di musala.
"Engkong
mau tanya sama ente, Mada. Seandainya ente lihat anak kecil lagi di jalan mau
berangkat menuju sekolah, terus ente tanya kenapa dia ke sekolah? Terus dia
bilang karena mau belajar di kelas sama pak guru. Kira-kira tuh jawaban bener
gak?"
"Ya
bener, Kong. Sekolah emang tempat belajar."
"Nah
sekarang ente nih, Midun. Kalau ada anak laen sama juga mau berangkat sekolah,
terus ente tanya pertanyaan yang sama juga, terus dia bilang karena pengen jadi
anak pintar. Benar apa salah nih jawaban?"
"Bener
lah Kong. Di mana-mana orang sekolah biar pinter."
"Nah jadi
dua-duanya jawaban bener kan? Cuma bedanya yang pertama bicara tentang proses
dan yang kedua bicara tentang hasil. Orang sekolah emang mau belajar, nah
gara-gara belajar itu jadi pinter. Jadi kaga salah kalau dia ngomong berangkat
sekolah biar pinter."
Mada dan Midun
bertatap-tatapan. Kemudian saling mengangguk-angguk pelan. Entah karena sudah
mengerti atau masih mencoba mengerti. Engkong Haji pun melanjutkan lagi,
"Sekarang
kita masuk sama kasusnye Didin! Manusia diciptakan Allah untuk beribadah. Emang
bener jawaban begini. Ada dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56," Engkong jeda
sejenak.
"Nah
ibadah itu kan proses. Setelah proses dijalankan, apa hasilnya? Gak laen dan
gak bukan, yaitu kebahagiaan! Islam ini diturunkan tujuannye bikin kita
bahagia. Al-Quran jadi pedoman tujuannye agar kita bahagia. Jadi kaga salah
kalau dibilang manusia diciptakan Allah untuk berbahagia."
Mada dan Midun
mengerti sekarang. Didin pun seharusnya bisa merasa menang, tapi ia justru
terima kasih karena ikut dapat ilmu baru juga pada hari itu. Engkong Haji
menutup dengan membawakan ayat lain, yaitu An-Nahl ayat 97.
مَنْ
عَمِلَ
صَالِحًا
مِنْ
ذَكَرٍ
أَوْ
أُنْثَىٰ
وَهُوَ
مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً
طَيِّبَةً
"Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
berbahagia."
Benarlah
rupanya keberadaan kita di dunia ini untuk berbahagia. Karena sejatinya Allah
tidak membutuhkan ibadah hamba-Nya. Allah Maha Besar lagi Maha Mulia. Semua
ibadah yang dikerjakan oleh hamba sungguh manfaatnya akan kembali kepada mereka
lagi, berupa kebahagiaan.
Salam Hijrah.
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment