PERANAN YUSYA' MASA KINI
Ada satu orang
pemuda yang berjasa mengantarkan Nabi Musa ke tempat tujuannya, beliau bernama
Yusya' yang sekaligus murid sang Nabi.
Pemuda ini
disebut-sebut dalam surat Al-Kahfi ayat 60 hingga 65. Beliau adalah laki-laki
yang setia menemani Nabi Musa saat perjalanan menemui Nabi Khidir.
Melalui Yusya'
inilah Nabi Musa mengetahui ke arah mana jalan yang seharusnya ia tempuh,
karena Yusya' melihat seekor ikan yang bertingkah ajaib di suatu tempat,
sedangkan Nabi Musa sendiri justru tidak melihatnya. Rupanya Allah memang
menghendaki saat itu Yusya' mengambil peran sebagai penunjuk jalan.
Bila
direfleksikan pada zaman kita sekarang, posisi Yusya' seolah-olah seperti
asisten pribadi dari seorang ulama yang tugasnya mengendarai kendaraan
sekaligus menemani sang ulama tersebut sampai ke tujuannya.
Peranan
panitia dari suatu acara-acara pengajian yang mengundang para ulama juga nyaris
menyerupai Yusya' dalam hal menunjukkan tempat yang tepat ke mana sang ulama
harus datang.
Sebab tidaklah
mungkin seorang ulama tahu di mana saja orang-orang yang menghendaki
kehadirannya, kecuali jika ada pihak lain yang lebih dahulu menghubungi dan
menerangkan di manakah tempat mereka berada.
Bahkan tidak
jarang, panitia sudah menyiapkan driver yang siap mengantar jemput sang ulama
dan menemaninya selama perjalanan. Tak disangsikan lagi, bahwa peran inilah
yang dulu diemban Yusya' kepada Nabi Musa.
Jadi tak usah
berkecil hati bagi kita yang aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,
yang kerap kali menghadirkan para ulama ke wilayah kita, karena peran serta
seperti ini adalah mulia, dan diabadikan oleh Al-Quran dalam bentuk cerita.
Bahkan di
kemudian hari, Yusya' diberi kedudukan mulia oleh Allah karena beliau diangkat
menjadi Nabi. Tersebut dalam hadist bahwa salah satu mukjizat Nabi Yusya' ini
adalah menahan pergerakan matahari.
إنَّ
الشَّمسَ
لم
تُحبَسُ
إلَّا
ليوشعَ
بنِ
نونٍ
لَياليَ
سارَ
إلى
بيتِ
المقدسِ
"Sesungguhnya
matahari belum pernah ditahan untuk seorang manusia, kecuali untuk Yusya' bin
Nun pada malam beliau menuju Baitul Maqdis."
(Hadist
Riwayat Ahmad)
Jika seorang
yang berkhidmat membantu Nabi bisa menjadi Nabi, tentu bisa pula orang-orang
biasa seperti kita diberikan ilmu oleh Allah jika kita mau berkhidmat membantu
para ulama.
Salam Hijrah.
No comments:
Post a Comment