Seorang ahli Ilmu Saraf
Kognitif di University College London melakukan penelitian yang cukup menjadi
perbincangan pada tahun 2006. Beliau adalah Prof. Eleanor Maguire dengan
risetnya tentang sopir taksi dan sopir bus di London.
Beliau membandingkan volume
otak bagian hipocampus kedua kelompok relawan tersebut dengan metode MRI Scan.
Hasilnya secara signifikan menunjukkan bahwa ukuran hipocampus otak dari
pengemudi taksi lebih besar daripada pengemudi bus.
Eksperimen ini membuktikan
bahwa otak manusia selalu berkembang jika kita senantiasa merangsangnya untuk
terus menerus belajar.
Para sopir taksi di London
setiap hari berpikir untuk mencari arah mana yang efektif, mengingat nama
jalan, dan menemukan alamat yang dituju penumpang. Sedangkan sopir bus hanya
membawa kendaraan sesuai rute setiap hari.
Aktivitas kita memang
harus dinamis, jangan statis. Sehingga otak kita terus berkembang dan bekerja.
Rasulullah saja dalam mengajar kepada sahabat terkadang menggunakan metode yang
bervariasi.
خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ قَالَ يَزِيدُ مُتَفَرِّقَةٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ
Rasulullah pernah membuat
sebuah garis lurus lalu bersabda, ”Ini adalah jalan Allah,” kemudian beliau
membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda lagi,
”Ini adalah jalan-jalan yang lain. Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak
kepada jalan itu!”
(Hadist Riwayat Ahmad)
Sesekali Rasul menjelaskan
dengan menggambar ilustrasi sederhana di permukaan tanah. Tidak melulu dalam
bentuk pengajian di masjid Nabawi.
Kepada anak-anak pun Rasul
menganjurkan untuk diajarkan berenang, memanah dan berkuda. Salah satu
hikmahnya agar anak kreatif, otaknya terangsang untuk aktif dan tidak monoton
belajar di rumah saja.
Bagi kita yang
beraktifitas sebagai guru, baik sekali menyisipkan metode-metode baru dalam
mengajar. Adapun bagi kita yang berkecimpung sebagai penulis, mulailah untuk
mencoba ranah baru yang belum kita sentuh, misalnya menulis novel fiksi atau
mengarang puisi.
Sebagai seorang muslim
tepatlah jika kita juga menuntut diri untuk terus belajar, selalu kreatif, dan
berani mencoba hal baru, apapun profesi kita. Sehingga nikmat otak yang Allah
karuniakan kepada kita senantiasa berkembang.
Salam Hijrah.
No comments:
Post a Comment