Tuesday, July 9, 2019

TAXI DRIVERS AND BUS DRIVERS

Seorang ahli Ilmu Saraf Kognitif di University College London melakukan penelitian yang cukup menjadi perbincangan pada tahun 2006. Beliau adalah Prof. Eleanor Maguire dengan risetnya tentang sopir taksi dan sopir bus di London.

Beliau membandingkan volume otak bagian hipocampus kedua kelompok relawan tersebut dengan metode MRI Scan. Hasilnya secara signifikan menunjukkan bahwa ukuran hipocampus otak dari pengemudi taksi lebih besar daripada pengemudi bus.

Eksperimen ini membuktikan bahwa otak manusia selalu berkembang jika kita senantiasa merangsangnya untuk terus menerus belajar.

Para sopir taksi di London setiap hari berpikir untuk mencari arah mana yang efektif, mengingat nama jalan, dan menemukan alamat yang dituju penumpang. Sedangkan sopir bus hanya membawa kendaraan sesuai rute setiap hari.

Aktivitas kita memang harus dinamis, jangan statis. Sehingga otak kita terus berkembang dan bekerja. Rasulullah saja dalam mengajar kepada sahabat terkadang menggunakan metode yang bervariasi.

خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ قَالَ يَزِيدُ مُتَفَرِّقَةٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ

Rasulullah pernah membuat sebuah garis lurus lalu bersabda, ”Ini adalah jalan Allah,” kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda lagi, ”Ini adalah jalan-jalan yang lain. Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu!”

(Hadist Riwayat Ahmad)

Sesekali Rasul menjelaskan dengan menggambar ilustrasi sederhana di permukaan tanah. Tidak melulu dalam bentuk pengajian di masjid Nabawi.

Kepada anak-anak pun Rasul menganjurkan untuk diajarkan berenang, memanah dan berkuda. Salah satu hikmahnya agar anak kreatif, otaknya terangsang untuk aktif dan tidak monoton belajar di rumah saja.

Bagi kita yang beraktifitas sebagai guru, baik sekali menyisipkan metode-metode baru dalam mengajar. Adapun bagi kita yang berkecimpung sebagai penulis, mulailah untuk mencoba ranah baru yang belum kita sentuh, misalnya menulis novel fiksi atau mengarang puisi.

Sebagai seorang muslim tepatlah jika kita juga menuntut diri untuk terus belajar, selalu kreatif, dan berani mencoba hal baru, apapun profesi kita. Sehingga nikmat otak yang Allah karuniakan kepada kita senantiasa berkembang.

Salam Hijrah. 

Baca juga Artikel : Efek Kupu-kupu

No comments:

Post a Comment