Seorang psikolog dari Claremont Graduate University yang terletak di negara bagian California, Amerika Serikat mengatakan bahwa dongeng merupakan salah satu komponen pendukung yang penting bagi perkembangan anak.
Ahli yang bernama Paul J Zak, Ph.D itu menyebutkan kesimpulan tersebut dalam tulisannya yang berjudul How Stories Change The Brain. Betapa dongeng dapat menginspirasi, menggerakkan, mengubah sikap, opini, perilaku, hingga menjadikan otak lebih baik.
Uniknya, beberapa ahli lain juga meneliti bahwa karakter masyarakat di sebuah negara juga mendapat pengaruh dari jenis-jenis dongeng yang sering dibawakan di negara tersebut.
Misalnya beberapa negara yang lebih banyak menyimpan cerita rakyat tentang keberanian dan kecerdasan, biasanya masyarakatnya juga memiliki etos kerja yang bagus. Sedangkan negara lain yang cerita rakyatnya seputar kelicikan sang tokoh utama, tak heran banyak angka korupsi di negara tersebut.
Meskipun kesimpulan ini belum tentu benar, tapi tak ada salahnya kita mulai mengurangi cerita kancil yang licik untuk digantikan dengan kisah hewan-hewan lain yang mengajarkan tentang kegigihan dan kedisiplinan. Misalnya legenda dua elang berikut ini.
Tersebutlah dua ekor elang laut yang tinggal di bukit. Mereka berdua adalah pemburu ikan yang hebat. Apabila melihat mangsa di laut, mereka akan terbang dengan cepat dari atas bukit lalu menyergap mangsanya tersebut bagaikan kilat.
Suatu hari mereka melihat seorang nelayan berjalan membawa ikan segar. Salah satu elang bertanya padanya,
"Mau dibawa kemana ikan itu?"
"Akan kujual ke pasar, untuk kubelikan sehelai bulu elang sehingga bisa kusimpan untuk membuat mantel nantinya."
Mendengar jawaban tersebut, elang itu memberi penawaran, "Bagaimana kalau kuberikan satu helai bulu di tubuhku, ditukar dengan ikan itu? Jadi kau tak perlu ke pasar, aku pun tak perlu berburu."
Sang nelayan setuju dengan pertukaran tersebut. Maka jadilah elang itu mendapat ikan tanpa susah payah.
Keesokan harinya nelayan tersebut melewati tempat yang sama, dan elang itu menawarkan lagi pertukaran seperti kemarin. Begitulah seterusnya hingga berjalan beberapa hari.
Seekor elang yang satu lagi berusaha mengingatkan agar temannya itu menghentikan kebiasaannya, dan mulailah melakukan perburuan kembali untuk mencari makan. Namun ia tak mendengarkan. Hidupnya sudah terlanjur nyaman dan santai.
Bulan demi bulan berlalu, elang tersebut semakin malas karena makanan kini terlalu mudah didapat. Tanpa ia sadari, bulunya habis sedikit demi sedikit. Ia tak bisa terbang lagi dan ketika musim dingin tiba, ia mati kedinginan. Kini hanya tinggal satu ekor elang yang bertahan, dialah yang masih berburu setiap harinya untuk makan.
Pesan dari legenda ini cukup jelas, bahwa apa yang terlalu mudah untuk didapatkan, tidak membuat kita lebih baik. Sedikit berjuang lebih keras tidak apa-apa, karena ini yang membuat kita bertahan dan menjadi semakin baik.
Salam Hijrah
No comments:
Post a Comment