Banyak orang yang sudah pernah menyaksikan keindahan sunrise
(matahari terbit), tetapi sedikit sekali yang telah menyaksikan pula moonrise
(bulan terbit) yang tidak kalah indahnya.
Allahu Akbar. Alangkah sempurnanya alam raya ciptaan Allah ini. Bumi
yang hijau, matahari sebagai sumber cahaya, dan bulan yang indah, semua
tercipta untuk melengkapi manusia dalam menghamba pada-Nya.
Di balik terangnya purnama yang penuh pesona itu, saudara pasti tahu
bahwa bulan sebenarnya benda langit yang tidak bercahaya. Ia hanya mendapat
sedikit pancaran dari matahari, lalu memantulkannya lagi. Hanya itu.
Meski demikian, sinarnya mampu memberi banyak manfaat bagi penduduk bumi
di malam hari. Bahkan migrasi beberapa jenis burung dan ikan juga mengikuti
pola bulan purnama.
Rupanya untuk menjadi bermanfaat tidak perlu menunggu hingga memiliki cahaya yang besar. Inilah kearifan bulan. Meski dengan kondisi seadanya, ia mampu menebar manfaat sebanyak-banyaknya.
Rupanya untuk menjadi bermanfaat tidak perlu menunggu hingga memiliki cahaya yang besar. Inilah kearifan bulan. Meski dengan kondisi seadanya, ia mampu menebar manfaat sebanyak-banyaknya.
Mengapa kita sebagai manusia tidak mengikuti saja kearifan bulan
tersebut. Mengapa kita harus menunggu kaya untuk bisa bersedekah. Mengapa pula
harus menunggu sempurna untuk mengajak orang lain kepada kebenaran.
Sesungguhnya kita mampu menebar manfaat sebanyak-banyaknya selama ada
kemauan. Kesempatan menjadi hamba terbaik bukan hanya pada kalangan tertentu,
tetapi terbuka bagi kita semua. Seperti yang disabdakan Rasulullah dalam hadist
riwayat Ahmad,
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang
lain."
Oleh karena itu, mari berlomba menjadi pribadi yang keberadaannya memiliki makna bagi orang lain. Belajar dari bulan, bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk menjadi diri yang tidak punya arti.
Salam Hijrah.
Ridwanabdulrozak
No comments:
Post a Comment